Generasi
Muda Sebagai Kunci Penting Untuk Keberlanjutan Petani Indonesia
Oleh:
Halim Renaldi
Indonesia
negara subur nan kaya. Wilayah yang memiliki sumber pangan juga didukung dengan
iklim yang baik kini harus berkelut dengan krisis ketahanan pangan. Dahulu aku
pernah diberitahu “Negara Indonesia ini melimpah, Kita punya beras untuk makan
sehari-hari, jika beras tidak ada kita punya singkong ubi bahkan kita bisa
budidayakan Gandum, Tanah kita luas airnya juga banyak, tapi masih kekurangan
makanan”
PETANI
(Penyangga Tatanan Negara Indonesia) banyak orang yang tak tahu tapi itulah
kenyataan nya. Mereka yang menanam tapi kami yang menikmati hasilnya, terkadang
pendapatan yang diterima oleh petani tidak sesuai dari yang mereka harapkan.
Banyak
dari anak-anak muda di Indonesia kurang berminat untuk menjadi Petani. “Krisis
petani muda merupakan satu persoalan dari sekian banyak persoaalan di sektor
pertanian” ujar Dyah Anugrah, Kepala Badan Pusat Statistik. Hal ini dikarenakan
generasi alpha tidak melihat potensi di sektor pertanian.
Kemakmuran
petani sangat penting demi keberlangsungan negara Agraris. Perlu ada dorongan
kuat untuk bisa meregenerasi petani muda.
Di era ini, kita dihadapkan degan era Digitalisasi yang tentu membuat
anak muda untuk lebih memilih bekerja dari rumah dari pada harus berpanas-panasan
diluar sana, dan belum lagi usaha keras yang mereka lakukan diberi upah kurang
dari apa yang diinginkan bahkan hasilnya tidak pasti.
“Jangankan
anak kami, saya pun tak mau jadi petani kalau masih ada pekerjaan lain” Ucap
seorang petani paruhbaya. Faktor keinginan orang tua agar tidak senasib dengan
yang dirasakannya, mendukung putra-putri mereka untuk bersekolah tinggi supaya
menerima pekerjaan yang lebih sesuai.
Mengutip
dari penulis geotimes.id “Orang muda bukan ingin yang instan saja. Mereka ingin
yang pasti” Hidup seorang petani selalu digantungkan dengan hasil tanamnya.
Tidak ada penghasilan tetap yang mereka terima dan panen yang didapat juga bergantung pada harga pasar serta cuaca
yang sering kali tidak menentu.
Pemerintah
harus peduli dengan persoalan ini, bayangkan jika dimasa depan tidak ada lagi
yang ingin menjadi petani atau terjadi penurunan
pekerja tani dan berdampak pada tingkat produksi yang menimbulkan kelangkaan.
Pelatihan-pelatihan
khusus oleh pemerintah bagi anak muda perlu dicanangkan agar dapat menarik
meraka beragabung di sektor pertanian dan bisa meningkatkan minat untuk
memperkuat ketahanan pangan di masa depan. Pengembangan teknologi dapat di
sertai partisipasi oleh generasi muda supaya menciptakan ide-ide baru untuk
menyelesaikan masalah yang belum terselesaikan. Salah satunya pemberantasan
Hama.
Hama merupakan serangga maupun binatang yang aktifitasnya
menimbulkan kerusakan pada tanaman sehingga pertumbuhan nya terganggu.
Seringkali petani mengeluhkan serangga yang terus merusak sawah dan wilayah
pertanian.
Keikutsertaan pemuda sangat dibutuhkan untuk
memberikan inovasi dalam mengatasi masalah Hama dilingkup pertanian demi
menjaga kedaulatan pangan. Hama yang tidak dihilangkan bisa merugikan petani
dan menimbulkan gagal panen serta penurunan produksi pangan
Pengembangan teknologi ramah lingkungan dibuat
oleh Mahasiswa POLINEMA menjadi bukti nyata
peran pemuda untuk menjaga ketahanan pangan. Alat tersebut diberi nama TATAMI:
Smart Repellent Sistem Anti Tiga Hama Padi Berbasis IoT dan Renewable Energy
merupakan sebuah teknologi pertanian yang berfungsi untuk mengatasi serangan hama, seperti tikus, wereng, dan burung pipit
yang selama ini selalu merusak tanaman padi warga desa.
Penggunaan
pupuk kimia juga merusak tanah, seiring bertambahnya waktu, agar mendapatkan
hasil memuaskan beberapa petani menggunakan pupuk kimia yang bisa merusak
kualitas tanah. Kualitas tanah yang menurun membuat tanaman sulit untuk tumbuh
dengan baik karena kurangnya unsur hara pada tanah.
Peralihan
dari pupuk kimia ke organik harus segera dilakukan, tanaman perlu nutrisi sama
seperti manusia tetapi nutrisi itu jangan sampai berlebihan dan bahkan merusak
unsur disekitarnya. Pupuk organik
memiliki unsur mikro-makro yang baik bagi tanaman.
Pupuk
organik bisa didapatkan dari kehidupan sehari-hari, sisa-sisa kotoran, makanan,
dedaunan, buah dan sayur yang membusuk dapat dikelola dengan bantuan EM4 untuk
menguraikan sampah organik tersebut lalu mengubahnya menjadi pupuk organik yang
kaya akan kandungan.
Generasi
emas 2045 akan terwujud jika pemuda hari ini peduli dengan kondisi petani
Indonesia. Sesaat diriku termenung “Kalau lah ditanah yang subur ini tidak bisa
dimanfaatkan demi kepentingan bangsa. Sungguh merugi karena Tuhan menciptakan
ini untuk mu” Bagaimana cara kita mengelola dan menjaga keberlanjutan yang
telah dibangun pendahulu.
Tidak
mungkin orang tua renta harus selalu bekerja keras dan mengurus sawah setiap
saat, seorang dengan jiwa dan raga yang kuatlah bisa untuk menggantikan mereka
menjaga tatanan negri ini. Kita perlu sadari bahwa sustainability membantu katahan
pangan dimasa yang akan datang
Forum
Bumi yang diselenggarakan Yayasan KEHATI dan National Geographic Indonesia mengajak
seluruh kalangan terutama generasi muda Indonesia untuk menjajaki persoalan-persoalan
ketahan pangan yang terjadi dan memberikan ruang keterlibatan bagi siapapun
yang ingin membantu melestarikan lingkungan serta turut andil menjaga
kestabilan produksi bahan pokok di Indonesia dengan menemukan akar permasalahan
dan solusi yang tepat.
Ilmu-ilmu
pertanian selalu mengalami pengembangan begitupun problem nya, Bencana alam, krisis
iklim, Hama, kekeringan, Varietas benih yang tidak sesuai, dan krisis pemuda.
Memerlukan kerjasama untuk dapat menyelesaikan hal tersebut.
Dibutukan
strategi kongkret dalam mengawasi keuletan pangan di tengah krsisis yang
melanda, Irigasi air yang lancar dimasa kekeringan, penentuan bibit unggul dengan
kelebihan panen cepat, melindungi lingkungan sekitar yang membuat predator alami
seperti ular lebih terjaga sehingga menciptakan keseimbangan ekosistem dengan
mengontrol tingkat populasi burung dan tikus.
“Ikut
ke sawah yok” Ujar pamanku yang sedang membawa senapan angin. Malam yang gelap
disaat itulah waktu untuk berpatroli berburu tikus. Jika dibiarkan bisa-bisa habis
padi yang sudah dirawat dengan kerja keras itu.
Keberlangsungan
petani dan kemakmuran mereka mesti dilirik. Masih banyak dari kita belum bisa menghargai
hasil petani. Harga beras naik marah-marah dan ngedumel, giliran kebutuan yang bukan
bahan pokok biasa saja. "Sinergi dengan sektor swasta memungkinkan
kami untuk memperkuat dampak positif menuju masa depan cerah Indonesia Emas
2045 yang lebih berkelanjutan dengan diawali pentingnya kesadaran generasi muda
untuk mencegah dan mengurangi food waste," Ucap Nyoto Suwignyo selaku
Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi
Mari
kita jaga bersama-sama kedaulatan pangan bangsa ini. Negara ini kaya akan
keragaman Hayati, masih perlu dikelola dengan benar supaya krisis pangan dimasa
depan tidak terjadi . Menemukan akar masalah yang ada dapat mengantisipasi persoalan
yang terjadi maupun akan datang. Salah satunya persoalan krisis generasi muda demi keberlanjutan petani Indonesia
Masyarakat
Indonesia patut bersyukur dengan kesuburan tanah dan sumber daya alam yang banyak.
Kita sebagai generasi mudah harus peduli dengan kondisi petani, menciptakan potensi
besar di bidang pertanian menjadi tujuan penting dengan melakukan terobosan-
terobosan terbarukan. Daripada kita yang mengimpor beras kenapa tidak kita
produksi yang banyak dan ekspor beras agar petani banyak diuntungkan.
Tautan Artikel: https://geotimes.id/kolom/anak-muda-menjadi-petani/
Tidak ada komentar: